Minggu, 31 Mei 2009

Hutan Kota Kurangi Pemanasan Global

http://marogi.files.wordpress.com/2009/04/hutan-kota-by-manda1.jpg?w=330&h=260

Ayolah Kawan, di hari bumi ini mari kita berjanji di hati-hati kita untuk slalu menjaga kelestarian hutan, baik itu kecil maupun besar.

JAKARTA–MI: Hutan kota di Jakarta Utara terus berkurang. Demikian dikatakan Kepala Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakarta Utara, Dwi Putro, di Jakarta, Rabu (22/4).

Dwi mengatakan berdasarkan Undang-Undang Tata Ruang seharusnya luas hutan kota adalah 30 persen. “Yang ada sekarang jauh dari mencukupi,” ujarnya.

Menurut Dwi, saat ini ada empat titik yang merupakan hutan kota di Jakarta Utara. Di Marunda seluas 1,5 hektare, Kemayoran 4,6 hektare, Banjir Kanal Barat 2,4 hektare, dan Sunter 8,2 hektare. Sementara luas wilayah Jakarta Utara adalah 7.133 kilometer persegi dengan luas daratan 154 kilometer persegi.

Hutan kota yang ada saat inipun tidak terawat. Hutan kota Sunter yang terletak di RW 09 Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, misalnya. Hutan tersebut terlihat tidak terurus, sampah berserakan, jalanan dari susunan batu terbongkar, dan pohon banyak yang mati.

Dalam area seluas 8,2 hektare ini juga terdapat Waduk Cincin yang juga tidak terurus. Salah satu dari dua air mancur yang diresmikan sejak 2007 tidak lagi berfungsi. Padahal, anggaran untuk air mancur mencapai Rp1 miliar.

Penjaga Hutan Sunter, Jojon mengungkapkan rusaknya hutan tersebut karena anggaran pemeliharaan tidak lagi mengucur sejak tiga tahun lalu. “Dulu ada dana Rp 900 per bulan. Sudah tiga tahun tidak ada,” ujarnya.

Menurutnya, sebanyak 30 jenis pohon ada di kawasan tersebut, seperti Bintaro, Mangga, Sawo, Blantoro, Flamboyan, dan Angsana. “Yang hidup sekarang tinggal 25 persen,” ujarnya.

Dwi sendiri menyangkal bila penanganan dan pemeliharaan hutan Sunter berada di bawah instansinya. Menurut Dwi, kewenangannya ada di Dinas Kehutanan DKI Jakarta. “Hutan di atas 5 hektar wewenangnya ada di propinsi,” kata dia.

Hutan Kota Kurangi Pemanasan Global

http://marogi.files.wordpress.com/2009/04/hutan-kota-by-manda1.jpg?w=330&h=260

Ayolah Kawan, di hari bumi ini mari kita berjanji di hati-hati kita untuk slalu menjaga kelestarian hutan, baik itu kecil maupun besar.

JAKARTA–MI: Hutan kota di Jakarta Utara terus berkurang. Demikian dikatakan Kepala Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakarta Utara, Dwi Putro, di Jakarta, Rabu (22/4).

Dwi mengatakan berdasarkan Undang-Undang Tata Ruang seharusnya luas hutan kota adalah 30 persen. “Yang ada sekarang jauh dari mencukupi,” ujarnya.

Menurut Dwi, saat ini ada empat titik yang merupakan hutan kota di Jakarta Utara. Di Marunda seluas 1,5 hektare, Kemayoran 4,6 hektare, Banjir Kanal Barat 2,4 hektare, dan Sunter 8,2 hektare. Sementara luas wilayah Jakarta Utara adalah 7.133 kilometer persegi dengan luas daratan 154 kilometer persegi.

Hutan kota yang ada saat inipun tidak terawat. Hutan kota Sunter yang terletak di RW 09 Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, misalnya. Hutan tersebut terlihat tidak terurus, sampah berserakan, jalanan dari susunan batu terbongkar, dan pohon banyak yang mati.

Dalam area seluas 8,2 hektare ini juga terdapat Waduk Cincin yang juga tidak terurus. Salah satu dari dua air mancur yang diresmikan sejak 2007 tidak lagi berfungsi. Padahal, anggaran untuk air mancur mencapai Rp1 miliar.

Penjaga Hutan Sunter, Jojon mengungkapkan rusaknya hutan tersebut karena anggaran pemeliharaan tidak lagi mengucur sejak tiga tahun lalu. “Dulu ada dana Rp 900 per bulan. Sudah tiga tahun tidak ada,” ujarnya.

Menurutnya, sebanyak 30 jenis pohon ada di kawasan tersebut, seperti Bintaro, Mangga, Sawo, Blantoro, Flamboyan, dan Angsana. “Yang hidup sekarang tinggal 25 persen,” ujarnya.

Dwi sendiri menyangkal bila penanganan dan pemeliharaan hutan Sunter berada di bawah instansinya. Menurut Dwi, kewenangannya ada di Dinas Kehutanan DKI Jakarta. “Hutan di atas 5 hektar wewenangnya ada di propinsi,” kata dia.

Hilangnya Kicau Burung di Kampungku

http://www.kicauburung.com/wp-content/uploads/2008/08/sg_bg_200807_5149.jpg

Sebuah catatan kecil sehabis jogging

Sabtu pagi biasanya aku isi dengan jogging di track yang ada di kampus Wageningen University tempatku belajar saat ini. Ini memang olah raga paling murah dan mudah, tidak perlu bayar dan tidak tergantung tim atau partner. Tapi yang mengasyikkan acara jogging di Wageningen, terutama di musim semi seperti sekarang ini, hampir selalu ditemani kicau dan kelepak burung-burung. Begitu juga dengan Sabtu ini, kicau burung sudah mulai terdengar ramai, bahkan sejak aku bangun subuh tadi. Ini mengingatkan kembali pada masa kecilku di sebuah kampung di pinggiran Kabupaten Bogor, waktu itu kicau burung masih selalu ramai menyambut pagi. Sayangnya tidak demikian keadaannya saat ini. Entah karena habis ditangkapi, atau karena pohon-pohon tempat mereka bertengger sudah jarang ditemui. Serta-merta acara lari pagi ini jadi pula ajang monolog tentang kehidupan burung-burung liar.

Aku bertanya pada diri sendiri, kapan bisa kembali menikmati kicau burung di kampungku seperti disini. Apakah harus menunggu sampai tercapai kemakmuran sedemikian rupa sehingga rakyat kita bisa lebih peduli pada lingkungan, termasuk kelestarian spesies burung?

Wageningen dan Belanda secara umum memang tempat yang sangat bersahabat bagi para burung. Tidak berlebihan kiranya kalau pemerintah kota ini dengan bangga memasang papan identitas kota ini sebagai ’the city of life sciences’, karena disamping mempunyai universitas dengan kajian agrikultur terbesar di Belanda, kota ini juga berkesan teduh dan rindang. Pepohonan tempat burung-burung bersarang selalu bisa ditemui di sela-sela bangunan-bangunan kota. Selama tinggal disini tidak pernah pula terlihat penduduk memejarakan burung dan sepertinya mereka tidak juga berminat dengan daging burung liar. Ini sangat berbeda dengan keadaan di kampung kelahiranku dan sepertinya begitu pula keadaannya di kampung-kampung lain di Pulau Jawa, dimana seolah-olah tidak ada tempat yang aman dan nyaman untuk burung liar. Kalau tidak ditangkap untuk dimakan mereka ditangkap untuk dipajang di halaman rumah. Memang tingkat kemakmuran jauh berbeda, tetapi apakah hanya itu masalahnya….?

Di kampungku sepertinya burung adalah spesies hewan yang paling banyak bersalah. Kalau tidak karena bentuk dan warnanya yang indah, mereka juga dipenjarakan karena suaranya yang merdu. Sungguh malang memang nasib mereka. Tepat sekali lirik sebuah lagu melayu lama semasa SD dulu yang tiba-tiba saja mengalun di pikiranku….
Wahai kau burung dalam sangkar
Sungguh nasibmu malang benar
Tak seorangpun ambil tahu
Luka dan lara dihatimu……

Matahari sudah sedikit meninggi, burung-burung walanda masih setia menemani jogging-ku. Dari suaranya aku mengidentifikasi paling tidak ada tiga atau empat jenis burung yang terdengar suaranya. Belum lagi ditambah beberapa jenis burung yang tidak doyan berkicau, seperti burung dara dan sejenis jalak hitam berparuh jingga yang dari tadi asyik berjemur di pinggir lapangan. Pikiran liarku sekarang tertuju pada saudara-saudaraku di tanah air yang katanya pecinta burung tetapi memenjarakan burung liar untuk kepuasan diri sendiri. Secara tak sadar sebenarnya mereka salah satu agen kepunahan burung di alam bebas. Memang ada sih beberapa jenis burung peliharaan hasil penangkaran, tapi selebihnya dari mana lagi kalau bukan dari hasil tangkapan. Mungkin di satu sisi mereka memberi makan yang cukup dan pemeliharaan ekstra, tentu saja agar si burung tetap tampil prima. Tetapi apakah mereka memikirkan hak burung-burung itu untuk bertemu soul-mate-nya, untuk berkembang biak..? Sementara kemampuan berkembang biak inilah kunci kelangsungan suatu spesies makhluk hidup.

Sepertinya kicau burung bisa juga mempengaruhi performance-ku hari ini, sudah bisa melampaui target yang minimal lima putaran. Mungkin saat ini kita perlu gerakan membebaskan burung disamping gerakan menanam pohon. Aku jadi teringat suatu saat pernah membaca artikel di oaseislam.com tentang bagaimana Khalifah Umar bin Khattab membeli burung yang digenggam seorang anak dan kemudian dengan gembira membebaskan burung tersebut seraya bergumam: ”Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Penyayang, engkau burung kecil, terbanglah… terbanglah…”.

Burung-burung masih belum bosan-bosannya berkicau. Sambil berjalan untuk kembali ke kamar kost, aku berkhayal, kapan bisa kembali menikmati kicau burung dikampung halamanku…. Mungkin suatu saat nanti, ketika kemakmuran sudah bisa dinikmati semua kalangan, ketika moral dan etika lingkungan menjadi mindset, ketika masyarakat kita bisa mencontoh keteladanan Umar r.a….

Sumber: hidayat.wordpress.com

Dampak Lingkungan Hidup Pemanfaatan Panas Bumi

http://aycu28.webshots.com/image/22787/2000347363664693730_rs.jpg

Panas bumi merupakan salah satu energi alternatif pengganti energi fosil yang ramah lingkungan. Energi ini dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsung. Bentuk-bentuk penggunaan energi panas bumi adalah :

Pemanfaatan langsung

* Pemanas ruangan (space/district heating)
* Pemanas rumah kaca (green house heating)
* Pemanasan tanah pertanian (soil heating)
* Dan lain-lain.

Pemanfaatan tidak langsung

* Digunakan untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

http://www.geodipa.co.id/id/images/im_profile04a.jpg

Dalam pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik terdapat berbagai dampak terhadap lingkungan akibat kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap eksplorasi dan eksploitasi. Dampak-dampak tersebut di antaranya adalah :

* Akuisisi lahan
* Gangguan permukaan (flora, fauna, tanah)
* Emisi udara
* Kebisingan
* Thermal effluents
* Chemical discharge
* Limbah padat
* Penggunaan air
* Dampak sosial ekonomi

Dampak-dampak yang dihasilkan dari pemanfaatan energi panas bumi sebagai pembangkit listrik dapat diminimalisir dengan manajemen lingkungan yang tepat. Salah satu contohnya adalah melakukan pemantauan dampak-dampak yang ditimbulkan.


Sumber: hendrickwarman.wordpress.com

Daftar istilah kata lingkungan hidup

Abatemen

Upaya mengurangi atau melenyapkan pencemaran dengan cara membuat peraturan atau tindakan teknis, atau kedua-duanya

Abrasi

Proses atau peristiwa pengausan oleh gesekan atau gerakkan rombakan air sungai atau laut, air hujan, hujan es, atau angin.

Absolute – Rest Precipitation Tank

Tangki pengendapan diam mutlak atau tanki untuk pengolahan air limbah dengan cara kelompok ; pengolahan ini berbeda dari pengolahan sinambung; setelah didiamkan dua atau tiga jam,air bagian atas dikeluarkan dari atas,sementara lumpur yang mengendap disingkirkan dari bawah.

Abu

Bahan tak terbakar yang tersisa setelah suatu bahan bakar (limbah padat) dibakar

Abu Terbang

Buangan berbentuk partikel halus dan tidak dapat terbakar, yang tersangkut dalam Aliran gas yang keluar dari dalam tanur (fly ash)

Abu Terkaustikkan

Campuran soda abu (Na2CO2) dan soda kaustik (NaOH) dengan kandungan NaOH 15-45%; digunakan sebagai pelunak air, bahan pembersih lemak, juga digunakan dalam industri kulit.(Causticized ash).

Activated Sludge

Lumpur teraktifkan; massa setengah cair yang disingkirkan dari air limbah yang mudah.Mengalir,dan kemudian diaerasi dan dibiaki mikroba aerobik sehingga hasil akhirnya berwarna coklat tua sampai coklat keemasan,terurai sebagian,berbutir,atau bergumpal dengan bau seperti tanah.

Adaptasi

Istilah adaptasi dalam perubahan iklim adalah segala upaya untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh perubahan iklim sekaligus memaksimalkan manfaat positif yang mungkin ditimbulkan.

Adipura Kencana

Penghargaan yang diberikan pemerintah bagi koto-kota yang telah empat kali meraih Adipura.Setiap aspek manajemen dan peran serta masyarakat (termasuk PKK dan Kesehatan) harus mempunyai nilai 80% dari nilai maksimum setiap aspek tersebut,dan nilai fisik harus lebih besar atau sama dengan 80% dari nilai maksimum.

Adsorbable Organic Halide

Parameter yang biasa digunakan untuk mengukur kadar senyawa organik halogen teradsorbsi di dalam contoh air. Nilai parameter ini dikaitkan dengan bahan kimia yang digunakan pada proses pemutihan pulp dengan CI atau CIO2

Adsorpsi

1. Pelekatan suatu bahan pada permukaan suatu padatan atau cair sering digunakan mengekstraksi polutan dengan jalan mengikat dengan bahan adsorben penolakan air,digunakan mengekstraksi minyak dari saluran air dalam tumpahan.

2.Suatu tipe tarik menarik (adesi) yang terjadi pada permukaan suatu padatan atau cairan dalam kontrak dengan medium lain,menghasilkan kenaikan konsentrasi molekul medium hampir disekitar permukaan padat atau cairan itu.

Advanced Chemikal Unit Process

Proses satuan kimia lanjutan;operasi kimia pada skala lebih besar dari pada skala laboratorium yang terdiri dari sederet operasi satuan yang canggih; biasanya dilakukan dalam pabrik kimia maupun dalam pengolahan limbah .

Aerasi

Pengaliran udara ke dalam air untuk menigkatkan kandungan oksigen dengan memancarkan air atau melewatkan gelembung udara ke dalam air.

Aerasi Baur

Proses pemasukan udara atau oksigen ke dalam limbah yang akan diolah dengan cara pembauran (difusi), yakni udara itu dibiarkan membaur (melarut) dalam cairan limbah lewat permukaan cairan yang dangkal. (diffused aeration)

Aerasi Permukaan

Sistem pemberian udara pada permukaan cairan; dengan cara ini akan terjadi proses kelarutan udara pada cairan tersebut sehingga terjadi proses oksidasi zat yang ada di dalam cairan itu

Aerator Parit

Perangkat untuk menjenuhi perairan, misalnya limbah yang akan diolah; dengan oksigen dalam bentuk print. (ditchaerator)

Aerator Parit

Perangkat untuk menjahui perairan, misalnya limbah yang akan diolah; dengan oksigen dalam bentuk print. (ditchaerator)

Aerobic Degestion

Perencanaan aerobik; Proses pencernaan limbah basah dengan bantuan mikroorganisme dan oksigen dari udara.

Aerobic Degister

Pencerna aerobik; tangki dilengkapi pengaduk untuk mencerna limbah basah dengan bantuan mikroorganisme dan oksigen dari udara.

Aerobic Sludge Digestion

Pencernaan lumpur aerobik; Proses mencerna lumpur yang berasal dari limbah industri ataupun kota dengan bantuan mikroorganisme dan udara.

Aerobik

1. Mendapat oksigen molekuler sebagai bagian dari lingkungan. 2. Tumbuh hanya dengan kehadiran oksigen molekuler sebagai organisme aerob. 3. Terdapat hanya dengan kehadiran oksigen molekuler. 4. hidup atau aktif hanya jika tersedia oksigen.

Aerosol

1. Partikel-partikel padat atau cair, diameter kurang dari 1 mikron, tsuspensi dalam keadaan gas. 2. Sistem tersebarnya pertikel halus zat padat atau cairan dalam gas atau udara; partikel itu melayang karena ukuranya cukup kecil.

Aerosols

Partikel cair atau padat yang tersuspensi di udara

Aforestrasi

Konversi lahan bukan hutan menjadi lahan hutan melalui kegiatan penanaman (biasa disebut penghijauan) dengan menggunakan jenis tanaman (species) asli (native) atau dari luar (introduce). Menurut Marrakech Accord (2001) kegiatan penghijauan tersebut dilakukan pada kawasan yang 50 tahun sebelumnya bukan merupakan hutan.

Agen Pembasah

Suatu bahan kimia yang mengurangi tegangan permukaan air dan memungkinkan untuk meresap ke dalam bahan secara lebih cepat.

Agradasi

Pembentukan suatu permukaan melalui pengendapan; suatu gejala jangka panjang atau geologis dalam sedimentasi.

Agroforestry

Sistem pertanian dimana tanaman pangan dan tanaman kehutanan ditanam dalam lahan yang sama.

Air

Istilah air dalam PP No. 82/2001 adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil.

Air Agresif

Air yang mempunyai daya mengalir ke suatu tempat.

Air Alam

Air yang terdapat dalam alam, baik dalam atmosfer (butiran air yang berbentuk kabut atau awan), dalam laut dengan kandungan garam yang tinggi, air permukaan (sungai dan danau)yang tawar serta air tanah; namun istilah ini biasanya digunakan dalam perbandingan dengan air olahan (air suling dan air demineral) baik untuk air minum maupun air industri

Air Anaerobik

Air yang praktis tidak mengandung oksigen bebas, baik karena tersekat dari udara bebas maupun karena kandungan zat dengan COD tinggi.

Air Baku

Air dari bahan air yang diolah menjadi air minum yang pada pokoknya dilakukan dengan cara koagulasi pengendapan penyaringan dan penyucihamaan.

Air Basa

Perairan dengan pH di atas 8, yang diakibatkan oleh pencemaran industri atau karena air itu melewati bantuan kapur.

Air Berat

Air yang sebagian besar hidrogennya berupa isotop 2H atau deterium.

Air Influen

Air yang mengalir masuk kedalam lubang-lubang bak cuci rongga terbuka, dan bahkan terbuang serta lenyap kedalam tanah.

Air Limbah

1. Air yang membawa sampah (limbah) dari rumah (tempat tinggal), bisnis, dan industri; suatu campuran air dan pendapatan terlarut atau tersuspensi. 2. air buangan dari hasil kegiatan proses yang dibuang keadaan lingkungan.

Air Limbah Balik

Air limbah yang mengalir balik dalam suatu pengolahan limbah akibat gerakan baling-baling.

Air Limbah Pemberat

Air limbah yang sengaja tidak dibuang karena dipergunakan sebagai bobot pengimbang, misalnya dalam kapal.

Air Lunak

Air yang mengandung ion alkali tanah dengan konsentrasi rendah dan biasanya berasal dari bantuan asam; dikatakan rendah jika kandungan CaCo3 kurang dari 50 mg per liter.

Air Minum

Air yang mutunya (kualitasnya) memenuhi syarat-syarat sebagai air minum seperti yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Air Pemandian Alam

Air dari badan air yang dalam keadaan alami dipergunakan untuk pamandian bagi umum.

Air Permukaan

1. Semua air yang permukaannya terbuka terhadap atmosfir. 2. Semua perairan pada permukaan tanah; dalam oseanografi adalah air permukaan suatu laut yang merupakan lapisan campuran laut itu. (surface water)

Air Ruang-Antara

Air tanah yang terkandung dalam pori atau berada dalam ruang di antara butir-butir bantuan atau endapan.

Air Sadah

Air yang mengandung ion alkali tanah dengan konsentrasi tinggi dan biasanya berasal dari penghanyutan defosit kapur; dikatakan tinggi jika kandungan CaCo3 lebih dari 100 mg per liter.

Air Tambang Asam

Air tambang yang mengandung asam sulfat bebas, yang terbentuk karena pelapukan pirid (besi sulfida).

Air Tanah

1. Semua air yang terdapat dalam lapisan pengandung air di bawah permukaan tanah bebas maupun sebagai air artesis. 2. Air bawah permukaan dalam zone jenuh. 3. Air yang menghuni pori-pori, celah bantuan, dan tanah; rentan terhadap pencemaran kerena tidak mengalir.

Air Tanah Antesedent

Tingkat (drajat) kebahasan suatu lahan (tanah) sebelum irigrasi atau pada permulaan aliran permukaan, yang dinyatakan sebagai suatu indeks atau sebagai jumlah inchi air tanah.

Aklimasi

1. Penyesuaian fisiologis dan prilaku suatu organisme sebagai reaksi terhadap suatu perubahan lingkungan. 2. modifikasi sifat fenotif suatu organisme yang disebabkan lingkungan.

Akuifer

Formasi geologi yang terdiri atas batuan sarang yang mengandung air dengan batuan lulus (pasir atau kerikil) yang mampu mengalirkan air dalam jumlah yang berarti.

Akumulasi

Terkumpulnya suatu zat tertentu menjadi satu kesatuan dalam kurun waktu tertentu.

Aliran Kimiawi

Sirkulasi dari bahan-bahan kimia dalam ekosistem, suatu proses utama yang mengatur hubungan di antara komponen ekosistem.

Aliran Laminar

Aliran non turbulen suatu cairan pada lapisan di dekat suatu ujung; merupakan suatu gerakan terarah cairan atau gas. aliran mulus suatu cairan kental yang tidak bertekanan; semua partikel cairan bergerak membentuk garis terpisah dan bebas.

Alkali (Allcaline)

Bahan kimia dengan dasar kostik yang memiliki kelebihan ion OH, pH dari 7,1 sampai 14. Semakin besar pH semakin tinggi alkalinitasnya.

Alkali Aktif

Konsentrasi gabungan dari natrium hidroksida (NAOH) dan Natrium Sulfida (Na2S) dalam contoh cairan (lindi) pemasak dinyatakan dalam pound per gallon atau kg per meter kubik, atau persentase bahan alkali terhadap berat kering bahan baku serat, umumnya dinyatakan sebagai Na2O.

Alkali Efektif

Jumlah antara NAOH dan 1/2NaS, yang merupakan selisih antara alkali aktif dengan jumlah 1/2Na2S, dinyatakan dalam pound per gallon atau kg per meter kubik, atau persentase bahan alkali aktif terhadap berat kering bahan baku serat, umumnya dinyatakan sebagai Na2O.

Alkalinitas

Kapasitas air untuk menerima proton dan menggambarkan kapasitas bufer alami perairan. perincian alkalinitas permukaan perairan, aslinya, sebagai kandungan karbonat (CO3=), bikarbonat (HCO3-) dan hidroksida (OH-) kadang-kadang juga meliputi kandungan borat, sulfa atau silikat.

Aluvial

tanah berbahan induk aluvium tau bahan endapan dari air yang mengalir.

Ambang

Intensitas maksimum atau minimum suatu stimulus (rangsangan) yang dibutuhkan memproduksi (menimbulkan) suatu respon (reaksi) pada suatu organisme.

Ambang Suhu

Suatu zone transisi sempit antara massa air terbuka dan stratifikasi air litoral dimana isoterm hampir vertikal bersuhu 4 derajat celcius.

AMDAL

Analisa Mengenai Dampak Lingkungan

Anaerobic Decomposition

Penguraian anaerobic; penguraian bahan organic, misalnya yang berasal dari limbah bakteri anaerobic, yaitu bakteri yang hidup dan berkembang biak tanpa kehadiran oksigen bebas.

Anaerobic Sludge Digestion

Pencernaan Lumpur anaerobik; Pencernaan Lumpur sebagian limbah organic dari berbagai sumber secara anaerobik sehingga lumpur itu tidak berbau dan dapat digunakan dalam pertanian tanpa mengganggu; bahan organic yang sangat membutukan oksigen (menyebabkkan COD tinggi ) diubah menjadi metana yang dapat dimanfaatkan, sedangkan lemak dan penyusun lain diurai agar tidak menarik lalat dan kutu; disini dilibatkan dua kelompok bakteri, yaitu penghasil asam (bakteri nonmetanogen) dan penghasil metana.

Analisis Gradien

Cara untuk menghubungkan distribusi spesies dengan perubahan-perubahan lingkungan melalui sampling yang berdasarkan suatu seri komunitas sepanjang satu gradien habitat.

Analisis Lingkungan Strategik

Untuk mengkaji dampak kebijaksanaan sektoral terhadap lingkungan alam maupun lingkungan social. Bermanfaat untuk menganalisis dampak lingkungan dari suatu rencana tata ruang atau rencana pengembangan wilayah yang mengatur berbagai kegiatan sektoral dalam kawasan geografik tertentu.

Analisis Manfaat Dan Biaya

Alat untuk menentukan sejauh mana pemeliharan dan peningkatan suatu lingkungan harus dilakukan. Analisis manfaat dan biaya dapat membantu melindungi dan mengelola mutu lingkungan dengan berbagai cara.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

1.Analisis mengenai dampak lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak penting suatu Usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungkan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. 2.AMDAL Kegiatan terpadu /multi sektor adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan melinatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab. 3.AMDAL kawasan adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha.atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan satu instansi yang bertanggung jawab.

Analisis Mikroskopik

Analisis untuk menentukan jenis mikroorganisme yang ada dalam suatu buangan; analisis Ini digunakan untuk menentukan tingkat bahaya terhadap suatu penyakit.

Anomali Cuaca

Kondisi cuaca yang menyimpang dari keseragaman sifat fisiknya.

Apitan Aliran Air

Sistem yang meliputi sungai, daerah sekitar yang mempengaruhi aliran sungai, sistem akuatik dan manusia serta hasil perlakuannya terhadap daerah tersebut. (water-shed)

Approach Floiw (Pipa Umpan)

Sistem perpipaan dengan berjalannya lembaran pada mesin kertas.

Arah Mesin

Arah kertas yang sesuai dengan arah berjalannya lembaran pada mesin kertas.

Arus

Gerakan air yang tidak priodik, ditimbulkan oleh tenaga luar , termasuk gesekan tekanan angin, berubah karena tekanan atmosfer, bergradian densitas horizontal disebabkan perbedaan pemanasan atau karena difusi bahan terlarut dari sedimen dan aliran air ke danau berhubungan dengan waktu penyimpangan dan pengeluaran.

Atmosfer

Lapisan udara yang menyelimuti planet bumi. Atmosfer terdiri dari nitrogen (79,1%), oksigen (20,9%), karbondioksida (60,03%) dan beberapa gas mulia (argon, helium, xenon dan lain-lain), ditambah dengan uap air, ammonia, zat-zat organik, ozon, berbagai garam-garaman, dan partikel padat tersuspensi. Atmosfir bumi terdiri dari berbagai lapisan, yaitu berturut-turut dari bawah ke atas adalah troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer.

Atmosfer Berasbut

Atmosfer yang mengandung sekaligus asap dan kabut; biasanya kandungan hidrokarbon (sisa bahan bakar motor) dan oksida-oksida nitrogen dalam udara itu tinggi sehingga dengan bantuan sinar matahari oksida nitrogen dan oksigen akan membentuk ozon dan ozon bersama hidrokarbon membentuk asap kabut.

Atmosphere Major Region

Daerah utama atmosfer; bagian bawah atmosfer sampai ketinggian 50 km; terdiri dari troposfer (0-16 km) dan stratosfer (16-50 km).

Audit Produksi Bersih

Upaya terpadu dalam mengumpulkan informasi dan analisisnya yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan bahan baku, energi dan sumber daya lainnya serta mengganti atau mengurangipenggunaan bahan baku, energi dan sumber daya lainnya serta mengganti atau mengurangi penggunaan bahan baku berbahaya dan beracun di dalam proses produksi, sehingga mengurangi jumlah dan toksisitas seluruh emisi dan limbah sebelum keluar dari proses.

Sumber: dahlanforum.wordpress.com

Download Buku Global Warming Cetakan ke-2

http://hiduplebihmulia.files.wordpress.com/2008/04/global-warming-2-download3.gif

Halo pembaca yang mulia… Saya ingin mengabarkan bahwa kami telah meng-update buku Global Warming. Tidak banyak yang kami ubah kecuali perbaikan tata bahasa dan penambahan dua tabel fakta kecil baru pada halaman 29 dan 37. Silahkan download buku Global Warming cetakan ke-2 di sini.


Segera Hentikan Kerusakan Hutan

http://www.greenpeace.org.uk/files/images/migrated/MultimediaFiles/Live/Image/7065.jpg

Mengerikan! Itu lah kondisi wilayah hutan yang ada di Indonesia. Pasalnya, tingkat deforestation (kerusakan hutan) mencapai 7,2 hektar setiap menitnya. Karena itu, Indonesia yang dulu dikenal sebagai pemilik luas hutan terbesar di dunia setelah Brasil, sekarang dalam keadaan kritis mengingat banyak area hutan yang hilang berganti menjadi kebun kelapa sawit dan pemukiman penduduk.

Konsekuensi yang harus ditanggung Indonesia sangat berat karena harus mendapat cap negatif dari berbagai negara maju dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) pecinta lingkungan sebagai negara yang tak mampu menjaga kelestarian hutannya. Sangat disayangkan jika bangsa yang dikaruniai alam yang melimpah-ruah ini ternyata masyarakatnya tak bisa menjaga anugerah kekayaan alamnya.

Hutan belantara Indonesia yang juga difungsikan sebagai tempat produksi oksigen dan penyerap zat karbon, saat ini dalam taraf mengkhawatirkan dan harus segera ditangani agar kerusakan tak semakin parah. Hal itu menyangkut keberlangsungan kehidupan penduduk bumi supaya tetap terjaga dan anak cucu tak diwarisi kerusakan alam.

Rusaknya hutan belantara akibat utamanya adalah ditebang secara ilegal oleh cukong dan oknum yang tidak bertanggungjawab. Mereka bekerja di balik layar dan menyuruh warga miskin untuk melakukan pekerjaan lapangan dengan gaji tak seberapa, dan tinggal menunggu hasil tebangan pohon. Sehingga jika ada penggerebekan dari aparat berwenang, maka oknum cukong akan aman-aman saja karena tak ada bukti langsung yang membuat mereka tak akan tersentuh hukum.

Patut disesalkan masih ada orang yang hanya mengejar pemenuhan materi demi kepentingan pribadinya dengan mengorbankan lingkungan. Buktinya praktik illegal logging terus berlangsung dan pelaku seperti tak mempedulikan keseimbangan alam yang rusak. Karena itu, banyak luas hutan Indonesia yang hilang dari peta dunia.

Tak hanya itu, binatang penghuni hutan yang selama ini menggantungkan hidupnya dari alam juga ikut terancam. Resikonya, banyak hewan liar yang turun gunung dan mencari makanan di pemukiman penduduk yang membuat kerusakan. Kondisi itu terjadi bukan karena binatang sudah tak bersahabat lagi dengan manusia. Melainkan faktor manusianya itu sendiri yang terlebih dahulu menyakiti binatang hingga harus terusir dari wilayahnya hingga akhirnya banyak hewan liar yang bersentuhan dengan penduduk, yang tentu itu dirasa sangat meresehakan.

Sayangnya, meskipun pemerintah melalui Departemen Kehutanan telah berusaha semaksimal mungkin dengan menghimbau dan melakukan gerakan reboisasi, ternyata tak cukup menyelematkan kerusakan lingkungan. Karena laju deforestation sangat cepat dan tak terkendali, serta jauh melampaui penananam pohon yang dilakukan pemerintah.

Praktik illegal logging yang banyak terjadi di hutan Papua, Kalimantan, dan Sumatra terus berlangsung tanpa henti. Sehingga tetap saja dari waktu ke waktu luas hutan di Indonesia semakin menyempit, walaupun penghijauan digencarkan.

Untuk itu, tak bisa ditawar lagi. Pemerintah sebagai pihak yang mendapatkan amanat menjadi penanggungjawab dan pemilik hak mengelola hutan wajib bertindak tegas dan tak pandang bulu menangkap setiap orang, kelompok dan instansi yang telah melakukan tindakan illegal logging. Itu semata-mata dilakukan demi mencegah terjadinya kerusakan hutan dan generasi selanjutnya tak diwarisi lingkungan yang amburadul.

Dengan melakukan gebrakan kebijakan hukum luar biasa guna menyelamatkan kelestarian hutan, ditambah gerakan penghijauan kembali hutan gundul, maka keadaan hutan bisa dijaga dan kelestariannya dapat berlangsung. Karena jika hanya mengandalkan reboisasi sementara upaya hukum terhadap pelaku illegal logging tak tegas, maka langkah pemerintah menyelamatkan hutan akan menemui jalan buntu.

Erik Purnama Putra

Aktivis Pers Koran Kampus Bestari Universitas Muhammadiyah Malang